Tidak ada yang menjelaskan jika hidup ini gampang. Selama-lamanya, hidup akan berbentuk labirin dan mistis yang tidak pernah kuketahui dengan habis. Dalam bayang-bayangku, begitu lebih gampangnya bila semua berat hidup ini dapat dipisah dengan figur yang tepat. Figur yang betul dan dengannya hati ini akan senyaman ketika ada di dalam rumah.
Masalah jodoh memang tidak gampang. Di satu segi, dalam umur semacam ini, keinginan keluarga makin membumbung tinggi. Tetapi hati ini malas bila harus jalani hidup dengan sembarangan orang. Rasanya penelusuran ini tidak pernah stop, tetapi saat ia tidak datang, pertanyaan itu tampil demikian saja.
Sebenarnya kamu berada di mana?
Dua puluh lima tahun lalu, atas kuasaMu, saya tercipta di dunia. Sampai sekarang ini demikian beberapa hal dan karunia yang kudapatkan. Kabarnya kata orangtua, semenjak usia 3 bulan, kita telah dibisikkan rahasia-rahasia kehidupan, terhitung masalah jodoh dan kematian.
Dear Tuhan, saya telah memahami jika segala hal di dunia dibuat berpasangan. Saya juga paham ada seorang yang menyengaja kamu buat bagiku. Seorang yang bisa menjadi dermaga paling akhir hati yang capek ini. Bila saya bisa menanyakan, sedang apa dan di mana ia sekarang ini, Tuhanku?
Saya tahu, hal jodoh sedikit problematis. Tidak serumit masalah dunia, tetapi juga tidak segampang mengubah telapak tangan. Saya tahu, ia yang Kamu buat bagiku, berada di sekitarku. Tetapi hati yang bebal ini, sejauh ini begitu asyik cari di lokasi yang jauh. Sebagai manusia, Kamu karuniai saya ruangan yang lega untuk kekeliruan dan lupa. Seperti nilai berherga seorang demikian nampak saat kita kehilangan. Ia yang dekat, biasanya malah tidak nampak.
Walau cantik itu banyak rupa dan tahap-tahapnya. Saya percaya, saya perlu buka diri lebih sensitif kembali, karena ia yang saya mencari mungkin berada di seputar sini. Tetapi bila kami sudah sebegini bersisihan, kumohon bukalah juga mata hati kami, Tuhan. Supaya kami dapat sama-sama menyaksikan keduanya, dan tatap muka cantik yang ditunggu selekasnya terjadi.