Diburu-buru Nikah Dengan Alasan “Expired” Itu Nggak Enak. Kami Bukan Susu Formula!

Jika kamu wanita, dan telah masuk umur-usia ‘layak menikah’, apa lagi jika pendapatanmu cukup cukup dan rekan-rekan seangkatanmu telah nikah semua, kamu tentu tidak asing dengan pembicaraan di atas. Pernyataan ‘keburu expired’ itu benar-benar problematis. Disebut bergurau, tidak , disebut serius tetapi kok “begitu sekali” istilahnya. Bagaimana juga, diburu-buru menikah dengan argumen expired itu tidak nikmat, seakan-akan cewek ialah susu formulasi atau barang apa yang dapat kedaluwarsa ?

Semuanya ada waktunya sendiri-sendiri. Ketersendirian kami sekarang ini bukan bermakna kami pengin hidup sendiri selamanya. Bukan bermakna kami memang tidak punya niat menikah. Satu hari kelak, kami pengin menikah dan membina keluarga. Tetapi sekarang ini tidaklah saat yang pas karena itu semua. Ada banyak yang pengin kami kerjakan dan yang perlu kami kejar. Apalagi jodoh yang click di hati tidak ada. Kalaulah sekarang ini kemauan untuk menikah itu tidak ada, sesungguhnya sekarang ini kami sedang ke arah sana.

Iya sich, peringatan ‘nanti terburu expired’ itu ada betulnya. Sebagai wanita kita memang dikasih waktu produktif yang terbatas. Mendekati umur 50 tahun ke atas, wanita akan alami menopause dan tak lagi subur. Di umur itu, hamil dan melahirkan terang tidak mungkin. Oleh karena itu istilah ‘nanti expired’ tampil. Kandungan wanita ada batasannya.

Tetapi jika disebut “expired”, kami berasa seakan-akan seperti susu formulasi atau beberapa barang yang lain yang dapat kedaluwarsa. Jika misalnya kamu punyai makanan, tetapi rupanya makanan itu telah kedaluwarsa, apa yang kamu kerjakan pada makanan itu? Tentu kamu akan membuangnya dibanding ngotot makan dan keracunan. Nah, apa kami akan dibuang sebab tidak bermanfaat kembali kalau sudah datang di periode ‘expired’ itu? Kan enggaaak….

Kami ketahui, tujuannya untuk berikan motivasi kami. Mungkin saja untuk mengingati kami yang begitu asyik sendiri, untuk selekasnya cari jodoh dan membuat turunan. Kami memahami, itu wujud perhatian warga ke status kami yang begini-begini saja. Tetapi diingatkan lewat cara disebut ‘expired’ biasanya malahan membuat kami sebal. Ya itu barusan, kami berasa seperti barang kedaluwarsa yang tidak dapat dipakai kembali. Kami bisa juga frustrasi sich, sebab cemas terburu expired walau sebenarnya gebetan belum ada-ada juga.

error: Content is protected !!